Posted by DKT EKONOMI on Sunday, July 27, 2014
Dikutip dari INILAHCOM, Jakarta – Hingga siang ini, harga emas melemah
hingga US$7,10 per troy ounce. Menguatnya hasrat pasar pada aset-aset
berisiko (risk appetite) jadi pemicunya.
Berdasarkan data
yang dilansir cnbc.com, pada perdagangan Kamis (24/7/2014) hingga pukul
12.56 WIB, harga emas internasional ditransaksikan melemah sebesar
US$7,10 (0,54%) ke posisi US$1.297,6 per troy ounce.
Ariston
Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas
telah bergerak di bawah Moving Average (MA)200 grafik 4 jam. “Saat ini
berada di kisaran US$1.297 per troy ounce,” katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Kamis (24/7/2014).
Menurut
dia, penembusan ke bawah MA 200 tersebut berpeluang memberikan tekanan
bagi pergerakan harga emas selanjutnya. “Support terdekat di US$1.292.
Harga emas berpotensi menguji level support ini,” ujarnya.
Dia
menegaskan, penembusan kisaran US$1.292, membuka peluang pelemahan lebih
dalam ke level US$1.285-1.281 per troy ounce. “Sementara level resisten
terdekat di kisaran US$1.305 per troy ounce. Pergerakan di atas
resisten ini baru membuka peluang penguatan ke area US$1.311-1.315,”
ucapnya.
Sentimen risk appetite (hasrat pasar terhadap aset-aset
berisiko) membayangi pergerakan harga emas sejak semalam. “Sentimen ini
mendorong para pelaku pasar berinvestasi di aset yang lebih beresiko dan
berimbal hasil lebih tinggi dan melepas aset aman seperti emas,” timpal
Ariston.
Laporan permintaan fisik emas China dari Asosiasi Emas
China juga menekan harga emas. Laporan tersebut mengungkapkan,
permintaan emas China turun 19,4% pada 6 bulan pertama 2014 dibandingkan
tahun sebelumnya.
Tekanan bagi harga emas juga datang dari
potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS. “Data ekonomi yang
bisa menjadi market mover hari ini adalah data PMI Zona Euro dan data
Klaim Tunjangan Pengangguran AS,” imbuh Ariston. [jin]
Sumber Inilah.com